It\’s been a while since the last time I wrote here.
And I\’m here not to write about beauty or fashion tips, I\’m here to write about something that has been floating around my head for a while. No, actually it\’s always there since a long time ago– I just don\’t know what to say about it, nor how to express it. But eventually, I decided to write this because I want to get this out of my head and my chest.
Flashback to several months ago when I sat on my chair at my old office, building this blog. At that time, I think I need to do something to keep me alive because I really feel dead inside– and that\’s why this website exists.
I lived in constant fear when I got my first job. It was suck. My heart still bleeding for all the things that happened there. And I really want to forgive, but I can\’t. I still cry about it, and people keep telling me to forget… But I can\’t.
Kadang gue bingung, kenapa sih susah banget untuk gue maafin orang itu? Padahal dia pun gak merasa bersalah atas apa yang gue rasain? Bahkan dia gatau apa yang gue rasain. Gue yang tersiksa di sini, dan tau bahwa orang yang nyakitin gue hidup dengan tenang bikin gue makin sakit. Kadang gue pengen banget ada hal buruk terjadi ke dia, tapi gue juga benci diri gue yang seperti itu. Gue ga mau jadi orang yang mengharapkan hal yang buruk terjadi ke orang lain.
Mungkin memang butuh waktu kali, ya? Gue harap luka gue bisa sembuh, gue harap suatu hari nanti gue ga akan bitter ketika inget nama orang itu.
Saat ini, gue udah dapet tempat baru yang -kayaknya sih- cocok buat gue. Gue bersyukur gue ketemu kolega dan senior yang sangat baik dan suportif ke gue. Gue juga pengen fokus ke masa sekarang, tapi ya gitu, kadang ingatan masa lalu dateng gitu aja tanpa gue panggil. Kalo bisa pun gue pengen ngehapus semua ingatan gue tentang hal itu, tapi kan gak bisa ya? Haha.
Tulisan ini gue buat bener-bener untuk ngilangin ganjelan di hati gue. Gue sadar kalo gue cuma pengen orang ngevalidasi perasaan gue, gue pengen orang tau segimana \’sakitnya\’ gue. Gue pengen orang berhenti nge \”yaudah sih\”in apa yang gue rasain. Tapi gak bisa, gue gak bisa mengontrol orang lain. Gue cuma bisa deal with it sebagai diri gue sendiri. Ujung-ujungnya juga cuma bisa gue telen sendiri hahaha.
Buat kalian (termasuk gue sih) yang baca tulisan ini, gue harap kalian bisa ngevalidasi perasaan orang lain, ketika orang lain berduka, kalo bisa hadirlah dan rasain luka itu bareng-bareng. Karena kadang mereka cuma pengen diakui rasa sakitnya, gak minta disemangatin, cuma pengen ditenangin dan diyakinkan bahwa yang mereka rasakan itu valid dan wajar. Ketika mereka udah merasa lebih tenang, baru kita bisa semangatin, tentu dengan kata-kata yang baik dan gak menghakimi.
Tulisan ini juga buat reminder buat gue dan kalian semua yang saat ini lagi down, merasa paling menderita sedunia, bahwa gak semua orang sesuai ekspektasi kita. Kita gak bisa mengontrol apa yang orang lain lakukan, yang bisa kita kontrol ya cuma diri kita sendiri. Menurut gue apapun yang kalian rasakan dan ingin kalian lakukan itu valid, kalian yang paling tau apa yang kalian mau. Tapi satu yang mau gue sampein: tetap hidup, ya 🙂
Gue yakin orang-orang yang berpikiran untuk mengakhiri hidupnya (termasuk gue, mungkin juga lo yang baca tulisan ini) sebenarnya bukan mau mengakhiri hidup, yang mereka mau adalah mengakhiri kesedihannya. Dan mungkin ini akan terdengar bullshit, tapi percayalah semua yang di dunia ini sementara. Termasuk kebahagiaan dan kesedihan lo. Semua itu sementara. Mungkin ada satu atau beberapa hal yang butuh waktu agak lama untuk bisa sembuh, tapi pasti akan berlalu. Dan hidup ini juga pasti akan berlalu, lo gak perlu repot-repot ngebunuh diri dan harapan lo sendiri, suatu saat akan terjadi kok. Akan ada waktunya dimana semua rencana yang kita bangun akan berlalu karena napas kita berhenti. Untuk sekarang, mungkin akan lebih menyenangkan kalo kita menikmati apa yang ada, ya? Walau hidup yaa gini gini aja, tapi seengganya kita ada di zona nyaman kita. Kenapa gue bilang zona nyaman? Karena gaada yg tau setelah mati nanti akan gimana, emang lo yakin lo bakal bahagia ketika udah mati? Kan belom tentu, dan memang udah dari sananya juga ketika dihadapkan dengan situasi baru pasti ada rasa cemas, kebayang ga sih gimana anxietynya lo ketika udah dalam bentuk arwah?
Terakhir, gue ga akan bilang \”Makasih udah bertahan sejauh ini\” tapi, lo hebat banget masih bertahan di dunia sekejam ini asli hahaha keep up the good work! Gue harap suatu hari nanti lo akan menemukan sesuatu yang bikin lo ngerasa bersyukur atas hidup yang lo miliki 🙂
Tinggalkan Balasan